Anjing, Monyet, Sapi, dan Manusia

(Disalin rekat dari Facebook Post 11 Maret 2016.)
Pagi ini saya membaca cerita yang cukup menarik di sebuah situs kisah inspiratif. Penasaran?

Kisahnya dituturkan dalam bahasa Inggris. Jadi, saya akan menyadurnya ke dalam bahasa Indonesia. Selamat membaca, Teman-teman!

*

Alkisah, pada saat Tuhan menciptakan binatang dan manusia, Dia pertama-tama menciptakan anjing.

Sabda Tuhan kepada anjing, "Ini tugas yang Kuberikan padamu: Duduklah di depan pintu rumah dan sapalah semua orang yang berlalu lalang. Untuk menunaikan ini, usiamu Kutentukan 20 tahun lamanya."

Anjing menghela napas dan berunding dengan Penciptanya, "Mengapa lama sekali, Tuhan? Bagaimana jika 10 tahun saja? Hamba kembalikan 10 tahun sisanya kepada-Mu."

Tuhan pun berpikir sejenak, dan setuju.

Kemudian, Tuhan menciptakan monyet. Sabda-Nya kepada monyet, "Ini tugas yang Kupercayakan kepadamu: Hiburlah semua orang, mendongenglah dan senangkan hati mereka. Untuk mengerjakannya, usiamu Kutentukan 20 tahun lamanya."

Monyet mengernyitkan dahi dan menggaruk-garuk kepalanya. "Tapi, Tuhan, hamba rasa 20 tahun terlalu panjang. Bagaimana jika separuhnya saja?"

Tuhan kembali setuju kali ini, dan memotong 10 tahun dari rentang usia monyet.

Selanjutnya, Tuhan menciptakan sapi. Sabda-Nya kepada sapi, "Kau Kutugaskan membajak ladang dan bekerja keras di bawah terik matahari. Kau akan bersusah payah untuk memenuhi kebutuhan keluarga manusia. Untuk menunaikannya, usiamu Kutentukan 60 tahun lamanya."

Sapi terkejut dan mengeluh pada Tuhan, "Astaga! 60 tahun penuh kerja keras dan banting tulang? Kasihanilah hamba, Tuhan. Ambillah 40 tahun dari rentang usia hamba dan izinkan hamba hidup hanya 20 tahun saja."

Tuhan mempertimbangkan usul si sapi, kemudian menyetujuinya.

Lalu, Tuhan menciptakan manusia. Sabda Tuhan kepada manusia, "Makanlah, minumlah, bermain, bergembira, menikah, dan bersenang-senanglah dengan hidupmu. Untuk ini, usiamu Kutentukan 20 tahun lamanya."

Manusia terperangah dan menggelengkan kepalanya. "Mengapa begitu singkat, ya, Tuhan? Tidak bisakah hamba mendapatkan 40 tahun yang Engkau ambil dari sapi, 10 tahun milik monyet, dan 10 tahun yang ditolak oleh anjing? Jadi, hamba dapat hidup 80 tahun lamanya."

"Baiklah," Tuhan mengangguk. "Kau sendiri yang memintanya."

Nah, itulah sebabnya, sepanjang 20 tahun pertama hidupnya, manusia makan, minum, bermain, bergembira, menikah, dan bersenang-senang. Kemudian, selama 40 tahun ia harus membanting tulang dan bekerja keras demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Setelah itu, 10 tahun dihabiskannya untuk menghibur, mendongeng, dan menyenangkan cucu-cucunya. Dan selama 10 tahun terakhir hidupnya, ia duduk di ambang pintu rumah dan menyapa semua orang yang berlalu lalang.

Komentar

Postingan Populer