Antara Wastafel dan Toilet Mampet
(Disalin rekat dari Facebook Post 7 Februari 2016.)
Ngomong-ngomong tentang curhat ke teman....... hmmm.
Pernahkah kita terpikir, bahwa teman dan TEMAN itu bisa beda?
Begitu juga, curhat ke teman dan curhat ke TEMAN juga bisa sangat berbeda.
Bedanya di mana?
Bedanya di jenis orang macam apa yang kita ajak curhat.
Dalam hal curhat-curhatan, saya sih memandang ada dua jenis manusia.
(Jika teman-teman punya analogi dan definisi lain, tentu boleh.)
Ada orang yang jika diajak curhat, akan meladeni dan mendengarkan kita dengan saksama. Jika diminta, dia juga akan memberikan opini/saran yang jitu, netral, dan objektif untuk membantu kita menghadapi dan menyelesaikan masalah yang kita curhatkan itu.
Dan sesudah itu, ya sudah. Orang ini tidak akan menyimpan, mengungkit, atau mempersoalkan lagi masalah yang kita ceritakan. Setelah tiba pada solusi, dia akan menganggapnya bagian dari masa lalu yang sudah lewat. Tamat.
Setelah curhat dengan orang semacam ini, biasanya kita akan merasa lega, tercerahkan, dan terjernihkan. Bagai mencuci wajah yang kotor dengan air bersih.
Namun ada juga orang bertipe beda. Pada saat kita curhat, dia kelihatannya mendengarkan dengan antusias (kadang juga sedikit kepo). Dan kita mengira aman menceritakan persoalan pribadi kita padanya. Tentu saja kita tidak sadar bahwa dia menyimpan semua cerita itu dalam memorinya, dan boleh jadi memrosesnya dengan berbagai imajinasi tambahannya sendiri.
Pada saat ada pihak lain yang mengorek informasi darinya, dia dengan mudah mengeluarkan semua cerita yang sudah tak lagi sama persis dengan yang kita ceritakan padanya, karena sudah mengendap dan terproses dalam pikirannya. Akibatnya, orang lain akhirnya mendengar versi 'baru' yang boleh jadi melenceng jauh dari penuturan awal kita (dan celakanya, seringkali lebih 'heboh').
Setelah curhat dengan orang semacam ini, kita bisa-bisa bakal lebih puyeng dari sebelumnya. Selain persoalan itu sendiri belum selesai, ditambah lagi harus meluruskan kabar burung yang terlanjur menyebar ke mana-mana.
Jadi, sebelum curhat, pastikan dulu.
Kita berniat menggunakan wastafel atau toilet mampet?
Ngomong-ngomong tentang curhat ke teman....... hmmm.
Pernahkah kita terpikir, bahwa teman dan TEMAN itu bisa beda?
Begitu juga, curhat ke teman dan curhat ke TEMAN juga bisa sangat berbeda.
Bedanya di mana?
Bedanya di jenis orang macam apa yang kita ajak curhat.
Dalam hal curhat-curhatan, saya sih memandang ada dua jenis manusia.
(Jika teman-teman punya analogi dan definisi lain, tentu boleh.)
Ada orang yang jika diajak curhat, akan meladeni dan mendengarkan kita dengan saksama. Jika diminta, dia juga akan memberikan opini/saran yang jitu, netral, dan objektif untuk membantu kita menghadapi dan menyelesaikan masalah yang kita curhatkan itu.
Dan sesudah itu, ya sudah. Orang ini tidak akan menyimpan, mengungkit, atau mempersoalkan lagi masalah yang kita ceritakan. Setelah tiba pada solusi, dia akan menganggapnya bagian dari masa lalu yang sudah lewat. Tamat.
Setelah curhat dengan orang semacam ini, biasanya kita akan merasa lega, tercerahkan, dan terjernihkan. Bagai mencuci wajah yang kotor dengan air bersih.
Namun ada juga orang bertipe beda. Pada saat kita curhat, dia kelihatannya mendengarkan dengan antusias (kadang juga sedikit kepo). Dan kita mengira aman menceritakan persoalan pribadi kita padanya. Tentu saja kita tidak sadar bahwa dia menyimpan semua cerita itu dalam memorinya, dan boleh jadi memrosesnya dengan berbagai imajinasi tambahannya sendiri.
Pada saat ada pihak lain yang mengorek informasi darinya, dia dengan mudah mengeluarkan semua cerita yang sudah tak lagi sama persis dengan yang kita ceritakan padanya, karena sudah mengendap dan terproses dalam pikirannya. Akibatnya, orang lain akhirnya mendengar versi 'baru' yang boleh jadi melenceng jauh dari penuturan awal kita (dan celakanya, seringkali lebih 'heboh').
Setelah curhat dengan orang semacam ini, kita bisa-bisa bakal lebih puyeng dari sebelumnya. Selain persoalan itu sendiri belum selesai, ditambah lagi harus meluruskan kabar burung yang terlanjur menyebar ke mana-mana.
Jadi, sebelum curhat, pastikan dulu.
Kita berniat menggunakan wastafel atau toilet mampet?



Komentar
Posting Komentar