Belajar dari Kawanan Serigala
(Disalin rekat dari Facebook Post 18 Desember 2016.)
Saya sebetulnya sepakat dengan kata-kata dalam poster ini. TAPI kok gambarnya serigala, sih?! Andaikan ilustrasinya seekor beruang, macan tutul, harimau, atau burung rajawali, nah...... itu baru cocok.
Serigala BUKAN makhluk soliter. Mereka hidup dalam kelompok, dengan lingkup sosial yang sangat kental, plus tatanan hirarki yang terstruktur jelas. Rudyard Kipling menggambarkannya dengan tepat dalam Jungle Book, "The strength of the wolf is the pack, and the strength of the pack is the wolf."
Antara kawanan serigala dengan tiap individu yang menyusun kawanan itu betul-betul tidak dapat dipisahkan. Seekor serigala tidak bisa hidup di luar kawanannya. Serigala jadi kuat justru karena dia tinggal dalam kawanan. Hidup soliter di luar kawanan = eksekusi mati bagi seekor serigala.
Lalu, bagaimana dengan istilah "lone wolf" yang sering digunakan orang? Nah, itu masalahnya. Manusia banyak yang salah kaprah dalam penggunaan istilah ini. Orang mengira, "lone wolf" menggambarkan pribadi yang tangguh, kuat, tak dapat ditaklukkan, liar, dan pemberontak. Padahal bukan begitu maksudnya.
Idiom "lone wolf" itu mengacu pada orang yang ANEH. Nyentrik, nyeleneh, lain dari yang lain, pandangan dan pemikirannya tidak selaras dengan kebanyakan orang. Bukan berarti dia begitu kuatnya sampai tidak membutuhkan orang lain untuk mencapai kegemilangan. Itu sih MACAN. Bukan serigala.
Serigala justru lemah jika dia sendirian. Biasanya, "lone wolf" dalam arti harfiah adalah serigala yang kalah dalam pertarungan perebutan posisi alfa. Dia lalu diusir dari kawanannya dan mengembara sendirian, entah untuk mencari kawanan baru, atau hidup soliter. Namun jika dia sendirian, dia akan sangat kesulitan bertahan hidup, karena serigala biasa berburu hewan besar dan dimakan beramai-ramai. Tanpa kawanannya, serigala yang terusir ini hanya dapat berburu hewan kecil, dan lama kelamaan bisa mati kelaparan, apalagi saat musim salju menjelang. Makanya sebagian dari mereka ada yang masuk ke pemukiman manusia untuk mencari makan, bahkan ada pula yang kemudian berteman dengan anjing-anjing setempat. Kemudian jadi jinak. Itu karena serigala sangat membutuhkan sosialisasi. Tanpa kawanan, dia bukan apa-apa.
Kawanan serigala punya satu semboyan: "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh."
Ada baiknya hari-hari ini kita berguru pada kekompakan mereka.
Saya sebetulnya sepakat dengan kata-kata dalam poster ini. TAPI kok gambarnya serigala, sih?! Andaikan ilustrasinya seekor beruang, macan tutul, harimau, atau burung rajawali, nah...... itu baru cocok.
Serigala BUKAN makhluk soliter. Mereka hidup dalam kelompok, dengan lingkup sosial yang sangat kental, plus tatanan hirarki yang terstruktur jelas. Rudyard Kipling menggambarkannya dengan tepat dalam Jungle Book, "The strength of the wolf is the pack, and the strength of the pack is the wolf."
Antara kawanan serigala dengan tiap individu yang menyusun kawanan itu betul-betul tidak dapat dipisahkan. Seekor serigala tidak bisa hidup di luar kawanannya. Serigala jadi kuat justru karena dia tinggal dalam kawanan. Hidup soliter di luar kawanan = eksekusi mati bagi seekor serigala.
Lalu, bagaimana dengan istilah "lone wolf" yang sering digunakan orang? Nah, itu masalahnya. Manusia banyak yang salah kaprah dalam penggunaan istilah ini. Orang mengira, "lone wolf" menggambarkan pribadi yang tangguh, kuat, tak dapat ditaklukkan, liar, dan pemberontak. Padahal bukan begitu maksudnya.
Idiom "lone wolf" itu mengacu pada orang yang ANEH. Nyentrik, nyeleneh, lain dari yang lain, pandangan dan pemikirannya tidak selaras dengan kebanyakan orang. Bukan berarti dia begitu kuatnya sampai tidak membutuhkan orang lain untuk mencapai kegemilangan. Itu sih MACAN. Bukan serigala.
Serigala justru lemah jika dia sendirian. Biasanya, "lone wolf" dalam arti harfiah adalah serigala yang kalah dalam pertarungan perebutan posisi alfa. Dia lalu diusir dari kawanannya dan mengembara sendirian, entah untuk mencari kawanan baru, atau hidup soliter. Namun jika dia sendirian, dia akan sangat kesulitan bertahan hidup, karena serigala biasa berburu hewan besar dan dimakan beramai-ramai. Tanpa kawanannya, serigala yang terusir ini hanya dapat berburu hewan kecil, dan lama kelamaan bisa mati kelaparan, apalagi saat musim salju menjelang. Makanya sebagian dari mereka ada yang masuk ke pemukiman manusia untuk mencari makan, bahkan ada pula yang kemudian berteman dengan anjing-anjing setempat. Kemudian jadi jinak. Itu karena serigala sangat membutuhkan sosialisasi. Tanpa kawanan, dia bukan apa-apa.
Kawanan serigala punya satu semboyan: "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh."
Ada baiknya hari-hari ini kita berguru pada kekompakan mereka.



Komentar
Posting Komentar