Beralih Menuju Keabadian
(Disalin rekat dari Facebook Post 19 Juni 2017.)
Di saat kita membuka mata menyambut hari baru, di tempat lain ada yang menutup mata menuju alam keabadian.
Sebagian meninggalkan dunia fana ini di tempat tidur, sebagian lagi di medan pembantaian.
Sebagian berangkat dalam ketenteraman, sebagian lagi melalui siksaan dan derita tak terkira.
Namun apa pun jalan yang harus ditempuh untuk melepaskan kefanaan ini, pada intinya semua jiwà menuju ke satu tempat: pulang! Kembali ke Sang Pencipta. Ke rumah Maha Bahagia, tempat tanpa kesakitan, kedukaan, ratap tangis, dan air mata.
Sungguh besar sukacita mereka yang berpulang ke hadirat-Nya!
Tetapi jika hari ini kita masih ditugaskan di dunia, itu berarti pekerjaan yang dipercayakan-Nya kepada kita belum selesai. Perjalanan pulang masih panjang. Mari kita tempuh dengan gembira, karena beban hidup ini sementara saja sifatnya, namun masa depan abadi itu sungguh ada, dan harapan kita tidak akan sia-sia.
Di saat kita membuka mata menyambut hari baru, di tempat lain ada yang menutup mata menuju alam keabadian.
Sebagian meninggalkan dunia fana ini di tempat tidur, sebagian lagi di medan pembantaian.
Sebagian berangkat dalam ketenteraman, sebagian lagi melalui siksaan dan derita tak terkira.
Namun apa pun jalan yang harus ditempuh untuk melepaskan kefanaan ini, pada intinya semua jiwà menuju ke satu tempat: pulang! Kembali ke Sang Pencipta. Ke rumah Maha Bahagia, tempat tanpa kesakitan, kedukaan, ratap tangis, dan air mata.
Sungguh besar sukacita mereka yang berpulang ke hadirat-Nya!
Tetapi jika hari ini kita masih ditugaskan di dunia, itu berarti pekerjaan yang dipercayakan-Nya kepada kita belum selesai. Perjalanan pulang masih panjang. Mari kita tempuh dengan gembira, karena beban hidup ini sementara saja sifatnya, namun masa depan abadi itu sungguh ada, dan harapan kita tidak akan sia-sia.



Komentar
Posting Komentar