Jack of All Trades

(Disalin rekat dari Facebook Post 27 Juni 2016.)

"Jack of all trades."

Pernah dengar ungkapan ini?
Bukan ungkapan yang positif, jika dinilai sekilas pandang.
Orang Inggris mengatakan, "Jack of all trades, master of none" untuk menyindir seseorang yang tahu banyak namun tidak ahli dalam bidang apa pun.

Menurut pendapat awam, "jack of all trades" adalah seorang generalist, bukan specialist. Kita sering menemukan orang semacam ini dalam kehidupan sehari-hari. Bisa main gitar. Bisa bertukang. Bisa melukis. Bisa masak. Namun bukan gitaris. Bukan perajin. Bukan pelukis. Bukan koki.

Itu sebabnya, seorang "jack of all trades" seringkali tidak dihargai oleh khalayak, karena seorang specialist (dalam konteks ini: "profesional" di bidangnya) lebih bernilai tinggi. Punya kedudukan dan keahlian khusus dalam masyarakat.

NAMUN...

Satu hal yang mungkin terlupakan seiring perkembangan zaman adalah: sebenarnya ungkapan ini merupakan sajak DUA larik.

"Jack of all trades, master of none,
Though oftentimes better than master of one."

Lho?!
Jika baris keduanya dihilangkan, tentu saja artinya jadi berbeda!

Jadi, kalau kita menilik keseluruhan ungkapan ini, kita akan dapat melihat si "jack of all trades" dari sudut pandang berbeda. Kita menemukan sosok yang serba bisa, multi-talenta, dan fleksibel mengikuti tuntutan kebutuhan zaman. Berbeda dengan kaum specialist yang bakal terancam posisinya dalam masyarakat jika tuntutan kebutuhan zaman berubah, seorang "jack of all trades" dapat menyesuaikan diri dengan mudah karena ia memiliki kemampuan dalam banyak bidang. Tinggal diasah dan dipertajam, ia pun dapat melambung mengatasi tantangan zaman.

Itu sebabnya, Benjamin Franklin (dengar-dengarnya) pernah mengubah ungkapan ini, menjadi: "Jack of ALL trades, master of SOME. Though oftentimes better than master of one."

Nah, siapa yang tertarik menjadi Jack of All Trades?

Komentar

Postingan Populer