Janji Suci Tiga Pihak

(Disalin rekat dari Facebook Post 12 Januari 2016.)

Lega rasanya hati ini, jika menemukan teman-teman yang tadinya pernikahannya terancam bubar, kini rujuk dan malah lebih mantap berumah tangga dari yang sudah-sudah -- bahkan meraih impian dan sukses bersama, sebagai pasangan suami-istri yang kompak!

Banyak kali, orang memilih jalan yang kelihatannya lebih mudah, lebih tidak ribet, lebih cepat menyelesaikan permasalahan. Garis bawahi: "KELIHATANNYA".

Akhirnya mereka memilih bercerai, tanpa menimbang bahwa mungkin persoalan yang mereka hadapi merupakan ujian yang akan mengantarkan mereka ke jenjang yang lebih tinggi dan berkat yang lebih melimpah dalam rumah tangga. Di kemudian hari, tidak tertutup kemungkinan mereka menemukan persoalan yang sama dan, lagi-lagi, mutung di tengah jalan.

Alasannya seringkali klise. Dan, tak jarang, melibatkan saling tuding.

"Dia nggak memegang teguh janji setianya pada gue, buat apa gue repot-repot mempertahankan perkawinan ini?"

Nah, soal janji setia perkawinan itu, ya. Coba, deh, diingat kembali. Pada waktu Anda mengucapkan janji setia... itu berjanjinya pada siapa? Pada pasangan? Pada orang tua? Pada keluarga?

BUKAN!

Anda berjanji pada TUHAN!
Lha kalau bukan berjanji pada Tuhan, buat apa pemberkatan nikahnya digelar di gereja/katedral/rumah ibadah, hayo?!

Janji setia perkawinan itu disebut juga "janji suci". Suci karena sifatnya sakral, maksudnya kita (suami dan istri) bersumpah kepada Tuhan untuk membina rumah tangga sesuai kehendak-Nya, baik dalam keadaan senang maupun susah, sehat maupun sakit, dst........ hingga maut memisahkan.

Berarti, perceraian sama dengan pengingkaran sumpah kita kepada Tuhan. Nggak takut?

Seringkali orang memang tidak takut cerai karena mereka salah kaprah, dikira pernikahan hanyalah ikatan hukum antara dua insan. KELIRU!

Pernikahan selalu melibatkan tiga pihak: suami, istri, dan Sang Pencipta. Jadi, jangan pandang enteng janji suci itu.

Tapi... kalau permasalahan rumah tangga sudah tak tertanggulangi lagi, bagaimana?

Ya kembalikan kepada Sang Pencipta, dong. Nakhoda kita lebih tahu segala sesuatu yang menanti di depan, melalui badai paling dahsyat sekalipun. Kita hanya perlu beriman pada-Nya. Karena, jika kita tidak melepaskan janji kita kepada-Nya, Dia juga tidak akan lalai memenuhi janji setia-Nya pada kita.

Bagi teman-teman yang telah berhasil melewati badai bersama Dia dan kini betul-betul menikmati buah manis perjuangan kalian, SELAMAT, ya! Semoga hari-hari di depan makin indah dan berlimpah berkat!

(You know who you are.)

Komentar

Postingan Populer