Kenali Toxic People, Lalu.... Ambil Langkah Seribu!

(Disalin rekat dari Facebook Post 13 Januari 2016.)

"STAY AWAY FROM TOXIC PEOPLE."

Jauhi orang-orang yang bawaannya negatif melulu.
Itu sudah sering kita dengar.

Tapi, kadang kita pun kurang jelas, yang dimaksud dengan "negatif" alias "toxic/beracun" itu seperti apa, berhubung kadang-kadang, pembawa negativitas ini memberi kesan yang sungguh positif, sekilas pandang. Kita baru akan tahu belakangan, sesudah menyelami dan berhubungan dengan mereka lebih jauh. Persis racun bersalut gula.

Kebetulan, kemarin saya membaca artikel mengenai ciri-ciri "toxic people". Jika teman-teman menemukan orang/teman semacam berikut ini, mending menghindar jauh-jauh, deh.

(1) Suka menjelek-jelekkan orang lain (hobinya bergosip dan menyebar fitnah).

(2) Selalu menghamburkan negativitas (bisa dalam bentuk kecenderungan menghakimi, sarkastis tanpa alasan yang jelas, suka mengeluh, dsb.).

(3) Kurang welas asih (tidak mampu berempati terhadap sesama).

(4) Menyita begitu banyak waktu Anda (suka mengganggu waktu dan privasi Anda dengan permasalahannya sendiri).

(5) Selalu berkutat dengan drama (konflik tidak pernah jauh dari kehidupan mereka).

(6) Suka berbohong (seringkali, kebohongan itu bukan sepenuhnya dusta, namun hanya menceritakan sebagian kebenaran dan memelintirnya sedemikian rupa sehingga kita bisa merasakan ada sesuatu yang janggal, yang tak diceritakannya).

(7) Terus-terusan mengkritik Anda dan berusaha menguliahi tentang hal-hal yang harus dan tidak boleh Anda lakukan dalam hidup Anda.

(8) Jauh lebih banyak bicara ketimbang mendengarkan, atau malah sama sekali tidak mendengarkan Anda.

(9) Selalu menempatkan diri sebagai 'korban' (mempersalahkan orang lain, situasi, hal-hal lain yang tidak dapat mereka kendalikan, dsb.).

(10) Gemar menyakiti orang lain dengan perkataan dan perbuatan mereka.

(11) Selalu stres berlebih-lebihan (semua orang tidak ada yang bebas dari stres, namun jika seseorang selalu membesar-besarkan stres yang ditanggungnya, kemungkinan dia tergolong "toxic people").

(12) Mudah sekali naik pitam.

(13) Selalu menilai dirinya paling benar dan harus menang dalam segala situasi (tidak mau mengaku salah, apalagi dipersalahkan).

(14) Memperlakukan orang lain dengan buruk (dan hanya berpura-pura baik kepada orang lain jika Anda hadir di tempat).

(15) Hanya mementingkan diri sendiri (ingin kepentingannya diutamakan namun tidak mau tahu dengan kepentingan orang lain, atau menuntut Anda harus menolongnya saat dirinya sedang dalam kesulitan, namun saat Anda yang tertimpa kesulitan, dia menghilang atau tak peduli).

(16) Selalu berusaha mengendalikan Anda (ciri-ciri perilaku manipulatif).

(17) Bisa jadi menderita kecanduan akut (entah itu narkoba, alkohol, hingga game dan medsos).

(18) Aura negatifnya dapat terasa (jika Anda secara naluriah merasakan getaran negatif dari seseorang, jangan abaikan kepekaan naluri Anda -- berhati-hatilah).

*

BEBASKAN diri dari "toxic people" dengan cara:

(1) Mengenali nilai diri Anda. Jangan biarkan karakter Anda dihancurkan oleh negativitas orang lain.

(2) Memilah siapa saja orang/teman yang beracun dalam lingkup sosial Anda.

(3) Mempersiapkan diri untuk melepaskan diri dari mereka. Berhenti berhubungan dengan orang-orang yang beracun bukan berarti Anda membenci mereka, namun tindakan ini merupakan tanda bahwa Anda masih menghargai diri sendiri.

(4) Mengalihkan fokus. Luangkan waktu dan tenaga untuk hal-hal yang positif, alih-alih membiarkan negativitas orang lain menyita kehidupan Anda.

(5) Mengenyahkan semua teman yang beracun dari lingkup pergaulan Anda. Batasi interaksi dengan mereka, hindari, atau putus hubungan.

(6) Mengganti teman-teman negatif tersebut dengan teman-teman yang positif, yang akan mendatangkan hal-hal positif juga dalam hidup Anda.

*

Semoga rangkuman singkat ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat. Dan satu hal lagi: jangan lupa DOAKAN mereka yang sarat negativitas itu agar dapat menemukan jalan untuk berubah ke arah yang positif.

Tak jarang, mereka dipenuhi aura negatif tanpa mereka sadari, dan juga bukan sekehendak mereka sendiri, namun karena mereka mengidap BPD.

Apa itu BPD?

Kita sambung dalam post berikutnya.........