Kungfu Panda 3 -- Menangkal Kutukan Keserakahan

(Disalin rekat dari Facebook Post 4 Maret 2016.)

OK, bagi yang sudah menonton Kungfu Panda 3, pastinya terhibur dengan tingkah Po dan kawan-kawan dan puas dengan kesimpulan akhir trilogi ini (semoga memang rampung sampai di sini, karena jika dibuatkan sekuel lagi, sepertinya tidak akan 'indah' dipandang secara keseluruhan). Saya pribadi betul-betul dibuat terbahak-bahak dan juga super gemas dengan tampilnya panda-panda cilik yang bertebaran di seluruh penjuru film.

*

Tapi yang paling berkesan bagi saya justru wejangan Master Oogway pada babak pembuka (yang memang spektakuler itu): "The more you take, the less you have" (semakin banyak menjarah, orang justru semakin tidak puas dengan segala yang dimilikinya).

Kutukan keserakahan.

Sepertinya, itu tepat sekali menggambarkan manusia hari-hari ini. Ketamakan membuat orang makin hari makin tidak puas dengan segala sesuatu.
Semua cara ditempuh untuk memperkaya diri, termasuk dengan memanfaatkan orang lain, menggunakan sarana yang tidak halal, dan jarah sana-jarah sini. Tak peduli sekalipun tindakannya itu merugikan orang lain dan menyengsarakan alam dan lingkungan.
Lupa bahwa hukum tabur-tuai itu ada. Siapa pun yang mengusik keseimbangan semesta pasti akan menerima balasannya pada saat semesta bekerja untuk menyeimbangkan kembali dirinya. Sebab, semesta itu kekal, dan begitu juga hukum keseimbangannya.

*

Nah, kembali pada kutukan keserakahan. Jika kita merenungkan pesan dari film ini (dan bukan sekadar terpesona oleh adu-jurus baku-hantam menggelegarnya), kita bisa memahami bahwa jalan untuk menetralisir nafsu serakah itu adalah dengan menggali ke dalam jati diri kita sendiri.
Hanya dengan mengenali, memahami, dan menerima diri kita dengan segala aspeknya (kelemahan dan kekuatan kita, kekurangan dan kelebihan kita, 'yin' dan 'yang' yang membentuk kelengkapan diri kita), barulah kita bisa mencapai 'keutuhan' sebagai manusia. Dari situlah terbit ketenteraman batin (inner peace), yang selanjutnya membuahkan kepuasan sejati.

Batin kita tidak akan bisa dipuaskan dengan hal-hal di luar sana, sebanyak apa pun kita mencari, mengeruk, dan menjarah segala sesuatu yang kita kejar demi memuaskan 'lubang hitam tak berdasar' yang terpicu oleh keserakahan itu.

Jawabannya tidak akan kita temukan di 'sana', melainkan di 'sini', jauh di dalam lubuk hati terdalam.

*

Semoga pesan ini tertangkap oleh pemirsa, sekalipun saya sangsi, lantaran saking banyaknya adegan seru, kocak, dan mendebarkan memenuhi alur cerita dari awal hingga akhir film.

Komentar

Postingan Populer