Legenda Bunga Kemuning

(Disalin rekat dari Facebook Post 11 Agustus 2016.)

Banyak di antara kita sudah pernah mengenal bunga yang satu ini. Tanamannya perdu, buahnya kecil-kecil kemerahan, dan bunganya putih kekuningan, wangi semerbak.

Namun mungkin sebagian besar orang belum pernah mendengar kisah di balik legenda bunga ini.

----------

Pada zaman dahulu, hidup seorang raja yang memiliki sepuluh orang putri. Ia menamai setiap putrinya dengan nama warna. Ada Putri Merah Jambu, Putri Hijau Zamrud, Putri Jingga, dst. Sayang sekali, permaisurinya wafat pada saat melahirkan putri kesepuluh, yang dinamai Putri Kuning.

Kesepuluh putri ini selanjutnya tumbuh dewasa tanpa kehadiran seorang ibu lagi. Malangnya, kesembilan putri menimpakan kesalahan pada adik bungsu mereka, karena ia dianggap penyebab kematian mendiang ratu.

Kendati selalu dijadikan pelampiasan kebencian kakak-kakaknya, Putri Kuning tumbuh menjadi gadis yang rajin bekerja dan welas asih. Berbeda sekali dengan kesembilan kakaknya yang sehari-harinya gemar bersolek, ia suka mengerjakan pekerjaan rumah tangga, seperti memasak dan berkebun. Ini seringkali menjadi bahan cemoohan kakak-kakaknya.

Suatu hari, raja bepergian ke luar negeri. Dan seperti biasa, ketika pulang, beliau membawakan oleh-oleh bagi masing-masing putrinya. Tiap putri selalu mendapatkan hadiah sesuai warna yang disandangnya. Namun kali ini, raja tidak menemukan hadiah yang pas bagi putri bungsunya.

"Kuning, maafkan Ayah. Ayah tidak menemukan hadiah berwarna kuning yang pantas untukmu," ujar raja. "Hanya ada kalung zamrud ini. Apa kau tidak keberatan menerimanya?"

"Tidak apa-apa, Ayah," Putri Kuning menerimanya. "Kalung ini sepadan dengan gaun-gaun saya yang kuning. Terima kasih."

Putri Kuning kemudian mengenakan kalung zamrud itu, dan kembali bekerja di dapur dan kebun.

Esoknya, Putri Hijau Zamrud terkejut mendapati adiknya mengenakan kalung itu. Ia kemudian memanggil putri-putri yang lain, dan mereka memojokkan Putri Kuning.

"Hei! Kenapa kau mencuri kalungku?" bentak Putri Hijau Zamrud.

"Aku tidak mencuri," bantah Putri Kuning. "Ini hadiah yang diberikan Ayah padaku."

"Kau pasti bohong!" tuduh kakak-kakaknya yang lain. "Kita selalu dibelikan hadiah sesuai warna kita masing-masing. Itu sudah jelas bukan kalungmu. Kembalikan!"

Kesembilan putri itu mengeroyok Putri Kuning, yang setengah mati mempertahankan kalungnya. Salah seorang di antara mereka kemudian memukul kepalanya dengan tongkat kayu. Putri Kuning roboh, sehingga Putri Hijau Zamrud dengan mudah dapat melepas kalung itu. Namun betapa terkejutnya ia, karena ternyata Putri Kuning sudah tak bernafas lagi.

Kakak-kakaknya pun ketakutan. Bagaimana mereka dapat menjelaskan pada raja tentang pembunuhan ini?

Maka, mereka pun menggali lubang di kebun belakang istana, dan menguburkan Putri Kuning serta kalung zamrud itu di sana. Ketika raja mencari-cari putri bungsunya, ia tidak menemukan Putri Kuning, sekalipun ia mengirim utusan ke seluruh penjuru negeri untuk menemukannya.

Raja pun terpukul. Ia mencurigai putri-putrinya pasti telah berbuat kejahatan, namun tak ada bukti untuk menuding mereka. Maka raja kemudian mengirim mereka semua ke luar negeri untuk belajar akhlak di sana.

Suatu pagi, raja berjalan-jalan di kebun dan menemukan tanaman bunga tumbuh bersemi, tepat di atas makam Putri Kuning. Warna daunnya hijau zamrud, bunganya putih kekuningan, dan wangi semerbak, mengingatkannya pada putri bungsunya. Itu sebabnya, bunga tersebut kemudian dinamainya "Kemuning."

Hingga hari ini, Bunga Kemuning mengingatkan kita pada keluhuran budi Putri Kuning.

Komentar

Postingan Populer