Mengapa Warna Kulit Kita Berbeda?

(Disalin rekat dari Facebook Post 12 Agustus 2016.)

Alkisah, pada awal dunia, Tuhan menciptakan manusia dari tanah liat, bagaikan patung-patung mungil di hadapan-Nya.

Setelah membentuk manusia dari tanah liat, Dia memasukkannya ke dalam tungku perapian. Namun sesudah dikeluarkan dari tungku, Tuhan memperhatikan ciptaan-Nya itu dan berdecak. Sepertinya terlalu pucat. Kurang matang hasilnya. Namun, tak apalah. Tuhan tersenyum dan tetap menghargai karya pertama-Nya itu.

(Demikianlah, kaum kulit putih tercipta.)

Tuhan memasukkan patung-patung tanah liat lain ke dalam tungku dan menunggu. Setelah selesai dipanggang, Dia mengeluarkan mereka dan mengamat-amati...... hmm, lumayan. Cukup bagus. Namun sepertinya akan lebih bagus lagi jika dipanggang sedikit lebih lama.

(Demikianlah, Tuhan menciptakan kaum kulit kuning.)

Lalu Tuhan kembali memasukkan patung-patung tanah liat yang lain dan menunggu agak lebih lama. Sesudahnya, Dia mengeluarkan mereka dan memasukkan yang lain. Tuhan kali ini begitu kagum dengan patung-patung tanah liat-Nya yang ketiga. Hasilnya cantik sekali.

(Demikianlah, riwayat terciptanya kaum kulit merah.)

Namun, saking gembiranya dengan patung tanah liat yang coklat kemerahan itu, Tuhan sampai lupa bahwa Dia sedang memanggang sekelompok patung tanah liat yang terakhir. Lekas-lekas Dia mengeluarkannya dari panggangan. Dan, yah, sekalipun agak hangus, Tuhan tetap tersenyum dan menempatkan mereka bersama patung-patung tanah liat yang lain.

(Demikianlah, cerita di balik terwujudnya kaum kulit hitam.)

Mereka memang berbeda-beda warna. Namun semua tercipta dari tanah liat yang sama. Dan, satu hal yang pasti, Tuhan bersukacita atas segala hasil karya-Nya. Tak ada yang tak berharga di mata-Nya.

Komentar

Postingan Populer